Di
bulan Ramadhan, banyak ibu hamil dan menyusui yang ragu karena khawatir akan
berdampak kurang baik bagi kesehatan buah hatinya. Padahal, Jika waktu berpuasa
diisi dengan kegiatan serta pola makan yang baik, maka puasa justru memberi
manfaat menyehatkan bagi ibu. Dari perspektif medis maupun agama, tidak semua
ibu hamil dan menyusui dapat berpuasa selama bulan Ramadhan. Namun, ibu hamil
dan menyusui dapat tetap menjalankan ibadah puasa selama kondisi fisiknya
dinyatakan sehat oleh dokter.
Berikut
adalah beberapa tips lancar puasa bagi ibu hamil dan menyusui:
Kuatkan
niat
Berpuasa
di bulan Ramadhan harus disertai niat beribadah yang kuat. Pada ibu hamil dan
menyusui, niat yang kuat dapat meredam dugaan dan kekhawatiran yang menjadi
beban pikiran. Jika niat melakukan sesuatu mengarah pada kebaikan, tentu yang
semua yang dilakukan dan hasil yang diperoleh akan sejalan dengan itu.
Konsumsi
makanan sehat
Karena
waktu berpuasa bisa hingga 14 jam lamanya, ibu hamil dan menyusui harus cerdas
dalam memilih asupan makanan dan minumannya. Memerhatikan asupan makanan dengan
tidak makan sembarangan saat berbuka puasa dan sahur merupakan hal penting agar
kondisi tubuh ibu hamil dan menyusui tetap dalam kondisi baik. Saat sahur,
hindari makanan yang mengandung karbohidrat sederhana. Ini karena sifatnya
mudah dicerna sehingga kadar gula darah akan cepat turun. Akibatnya, rasa lapar
akan lebih cepat terasa. Idealnya, menu sahur dan buka puasa sehat memiliki
komposisi karbohidrat kompleks, protein dan lemak sehat.
Nutrisi-nutrisi
tersebut tentunya baik untuk perkembangan janin dan berpengaruh pada kualitas
ASI. Saat berbuka puasa, makanlah secukupnya dan perlahan. Para ahli gizi
menyarankan untuk makan secara bertahap, yaitu dimulai dengan air putih, lalu
mengonsumsi sedikit makanan manis,
dan setidaknya setelah setengah atau satu jam, baru kemudian makan besar.
Cukupi
kebutuhan cairan
Asupan
cairan sangat penting pula untuk diperhatikan. Dehidrasi (kekurangan cairan)
bisa berdampak serius bagi perkembangan janin serat mengurangi produksi ASI.
Untuk itu, pastikan ibu hamil dan menyusui memenuhi kebutuhan minum delapan
gelas air dengan minum dua gelas di waktu buka, empat gelas di malam hari, dan
dua gelas di waktu sahur. Mengonsumsi makanan berkuah (tidak tinggi lemak atau
bersantan) dan mengonsumsi buah dengan kadar air tinggi juga menyumbang asupan
cairan bagi tubuh.
Jangan
lewatkan makan sahur
Makan
sahur adalah bekalnya orang yang berpuasa. Tidak sahur membuat tubuh mudah
lelah dan berisiko tinggi mengalami dehidrasi. Ini tentunya merugikan kesehatan
ibu dan bayi. Oleh karenanya, sebisa mungkin jangan pernah melewatkan makan
sahur. Namun, pastikan makanan sahur yang dikonsumsi adalah makanan bergizi
agar puasa semakin berkualitas.
Atur
pola tidur
Selain
perlu memerhatikan asupan makanan, pengaturan pola tidur juga merupakan hal
yang penting agar kecukupan tidur terpenuhi setiap harinya. Jatah tidur di
bulan puasa akan berkurang karena harus bangun ini hari untuk santap sahur.
Namun, ini bisa disiasati dengan tidur lebih awal dan meluangkan waktu di siang
hari untuk tidur siang.
Sesuaikan
dengan kondisi tubuh
Setiap
ibu hamil dan menyusui memiliki kesehatan fisik yang berbeda-beda. Oleh
karenanya, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum puasa.
Ketika tubuh mengisyaratkan ketidaksanggupan yang umumnya ditandai kelesuan,
lemas, pusing, dan bahkan mual, jangan menunda waktu untuk membatalkan puasa.