Kisah Wafatnya Baginda Rasulullah SAW yang Meneteskan Air Mata Kita Semua



Kisah Wafatnya Baginda Rasulullah SAW yang Meneteskan Air Mata Kita Semua.

Hanya Orang Tidak Rindu Pada Rasulullah SAW Saja yang Tidak Menangis. Baginda Rasulullah Begitu Sayang Kepada Umatnya Kita Semua. Baca Kisah ini. Shallallahu’alan Nabi

Setiap makhluk Allah SWT yang memiliki nyawa pasti akan kembali padaNya, siapapun itu. Apakah seorang Nabi, Rasul, Malaikat, Iblis, Manusia dan binatang semuanya pasti meninggal dan menunggu dibangkitkan kembali oleh Allah SWT.

Kemudian setelah hari kebangkitan, Para Rasul, Nabi, menjadi penghuni Surga, manusia lainnya akan mendapat balasan sesuai dengan apa yang dikerjakan di dunia.

Sebagai manusia kita tidak mengetahuinya kapan datang kematian menjemput kita semua. Kematian manusia hanyalah Allah SWT yang mengetahui atas kehendak-Nya.

Nabi Muhammad SAW junjungan sekalian alam juga kembali kepada Allah SWT dalam usia Beliau kurang lebih 63 tahun. Menjelang hari-hari terakhir baginda Rasulullah SAW menjadi hari sangat sedih bagi umat Islam (khususnya sahabat-sahabat terdekat Beliau). Inilah kisah pada saat Malaikat Maut datang akan mencabut nyawa Nabi Muhammad SAW.

Saat itu Malaikat Maut (Malaikat Izrail) ditugaskan oleh Allah SWT untuk mencabut nyawa Rasulullah SAW. Namun, sebelum Malaikat Izrail melaksanakan tugasnya, Allah SWT berpesan pada Malaikat Jibril, jika Nabi Muhammad tidak menghendaki nyawanya untuk dicabut, maka dengan itu Malaikat maut jangan mencabut nyawanya karena Nabi Muhammad SAW adalah kekasih Allah dan manusia paling baik akhlaknya di dunia.

Setelah mendapat pesan tersebut, bergegaslah Malaikat Izrail menuju ke rumah baginda Rasulullah SAW. Kemudian ia berseru dengan mengucapkan salam dan bertanya apakah diperkenankan masuk ke dalam rumah. Namun, Fatimah (putri Rasulullah SAW) tidak mengizinkan masuk karena Ayahandanya sedang sakit sembari menutup pintu rumah dan kemudian menemani Ayahandanya (Baginda Rasul).

Pada saat itu, Rasul mendengarkan suara di luar, dari tempat Beliau. Nabi bertanya siapakah gerangan orang tersebut. Karena baru pertama melihatnya, Fatimah menjawabnya tidak mengetahuinya.

Rasulullah SAW kemudian memandang Fatimah dengan penuh kasih sayangnya. Rasul menjelaskan, bahwa yang datang tersebut merupakan Malaikat maut yang akan memisahkan Beliau dengan kenikmatan dunia yang sesaat. Mendengar penjelasan Ayahnya, Fatimah hanya menahan kesedihannya karena yang datang merupakan Malaikat yang akan mencabut nyawa Ayahandanya.

Kemudian, masuklah Malaikat Izrail dalam bentuk manusia ke dalam rumah Nabi. Rasul bertanya, kepada Malaikat Jibril tidak datang menyertainya. Lalu  dipanggillah Malaikat Jibril untuk datang ke rumah Rasul. Kemudian, Rasul bertanya kepada Malaikat Jibril tentang hak-hak Beliau ketika sudah meninggal (dihadapan Allah SWT). Jibril menjelaskan, ketika Rasul meninggal dibukakan semua pintu langit, semua Malaikat akan menyambut ruh beliau, semua pintu surga akan di bukakan menunggu ruh Rasulullah SAW.


Apa yang ada dibenak Rasulullah SAW ?

Penjelasan Malaikat Jibril tidak membuat Rasul bahagia. Rasulullah menanyakan nasib umat beliau kelak bagaimana. (Ya Allah, betapa cintanya Rasul kepada kami semua umat-umatnya). Malaikat Jibril menenangkan Rasul sembari menjelaskan tentang umat Beliau dari firman Allah, bahwa Surga adalah tempat yang diharamkan bagi semua orang kecuali umat Nabi Muhammad SAW.

Setelah mendapat penjelasan dari Malaikat Jibril tersebut, kemudian Malaikat maut akan melaksanakan tugasnya. Rasulpun terlihat bersimbah ditempatnya, urat-urat dileher Beliau mulai menegang. Rasulullah terlihat mengaduhkan sakitnya sakaratul maut. Fatimah dan juga sahabat Rasul Ali juga menantunya terlihat memejamkan mata dan menunduk. Saat itu Malaikat Jibril juga memalingkan pandangannya sehingga Rasul bertanya, apakah Jibril merasa jijik melihat Rasul sehinnga ia harus memalingkan pandangannya. Jibril menjelaskan karena ia tidak kuasa melihat kekasih Allah kesakitan seperti itu.

Kemudian Rasul terlihat mengaduh karena Malaikat maut mencabut nyawa memang sakit. Tubuh Baginda Rasulullah SAW mulai dingin dan kaki tidak bisa digerakkan. Terlihat bibirnya seperti membisikkan sesuatu. Ali mendekatkan telinga dan mendengar ucapan Rasulullah SAW “peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang yang lemah di antara kita”.


Dari luar rumah Rasul terdengar suara kesedihan mendalam umat Islam. Rasul membisikkan sesuatu dan Ali mendekatkan telinganya pada Rasul. Rasul mengatakan “umatku, umatku, umatku”.

Ya Allah, betapa besar kecintaan Rasulullah SAW kepada kami umatnya. Sungguh mulia Rasulullah disaat sedang sakaratul maut, Beliau masih memikirkan bagaimana nasib umatnya setelah Beliau meninggal.

Ya Allah, tempatkan kami ke dalam golongan-golongan orang yang memperoleh kemenangan di tempat Surga MU. Ya Allah, dekatkan kami dengan Nabi kami, Nabi Muhammad SAW. Hanya kepada MU kami memohon dan berserah diri, Engkaulah Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Semoga bermanfaat, jazakumullah.
Facebook Twitter Google+
Back To Top